a nightmare about students in the train

waktu itu gw tidur siang and gak nyangka bakalan mimpi kaya begitu tentang student in the train disitu ada gw, Fadhilah, Ondo, Ghani, Entrie, Eki, kaya waktu pergi ke monas gitu lah... gw mimpi gw Ondo n Fadhilah ada diidalam gedung yang tinggi n besar waktu itu kita ber3 klo gak salah ada dlantai 2 lah,,,,, nah gw ma Fadhilah lagi jalan trus tiba-tiba gempa terjadi gempa bumi yang sangat besar n benar2 dahsyat mengguncang Indonesia...

Gw lgi jalan dilantai atas mencoba menyelamatkan diri ke lantai bawah tp gak sempet yg sempet Ondo doank Fadhilah ama gue ama gw gak bisa, tiba2 lantai tuh retak n kita jatuh ke lantai bawah tapi jatuhnya gak tiduran gak jatuh dan berdarah kita jatuh berdiri dengan tegak tanpa sedikitpun terluka.....

trus kita ber3 keluar dari gedung itu n ktemu Entrie Ghani dsna ama Ekky juga trus kita semua panik n gw pun langsung liat situasi ternyata gw naik tangga ke lantai atas lagi di lantai atas udah gak ada orang satupun bahkan waktu gw mw turun lagi gempanya datang lagi tapi gw berhasil turun....

terus kami ber6 diberi tahu ama kakek-kakek tua jalan kelua,r saat di jalan keluar ada sebuah ruangan disana ada anak2 balon ama pak Widada mereka tuh gak ada muka panik sedikitpun ama gempa bahkan mereka masih sibuk ama urusan mereka. Entrie-Ghani pun minta mereka ber2 kumpul balon dulu, trus kata gw "emang lo pada mau gak selamet ama ni gempa" ya udah entrie-ghani akhirnya minta izin aja bwat kabur dari Balon sampai akhirnya kita ber6 benar2 keluar dari gedung itu.... n malah gempa itu datang lagi. trus kita semua berusaha menyelamatkan diri entah bagaimana semua menjadi Happy Ending di gedung itu orang yg tersisa cuma kita ber6 dan kita ber6 selamat, orang2 lain di gedung itu semua tewas hanya kita ber6 selamat n masih hidup....... sungguh ajaib....

By: Faiz Deja Ramadhan
http://www.facebook.com/faiz.d.ramadhan#!/note.php?note_id=418709561130
Category: 0 comments

a nightmare about student in the train

waktu itu gw tidur siang and gak nyangka bakalan mimpi kaya begitu tentang student in the train disitu ada gw, Fadhilah, Ondo, Ghani, Entrie, Eki, kaya waktu pergi ke monas gitu lah... gw mimpi gw Ondo n Fadhilah ada diidalam gedung yang tinggi n besar waktu itu kita ber3 klo gak salah ada dlantai 2 lah,,,,, nah gw ma Fadhilah lagi jalan trus tiba-tiba gempa terjadi gempa bumi yang sangat besar n benar2 dahsyat mengguncang Indonesia...

Gw lgi jalan dilantai atas mencoba menyelamatkan diri ke lantai bawah tp gak sempet yg sempet Ondo doank Fadhilah ama gue ama gw gak bisa, tiba2 lantai tuh retak n kita jatuh ke lantai bawah tapi jatuhnya gak tiduran gak jatuh dan berdarah kita jatuh berdiri dengan tegak tanpa sedikitpun terluka.....

trus kita ber3 keluar dari gedung itu n ktemu Entrie Ghani dsna ama Ekky juga trus kita semua panik n gw pun langsung liat situasi ternyata gw naik tangga ke lantai atas lagi di lantai atas udah gak ada orang satupun bahkan waktu gw mw turun lagi gempanya datang lagi tapi gw berhasil turun....

terus kami ber6 diberi tahu ama kakek-kakek tua jalan kelua,r saat di jalan keluar ada sebuah ruangan disana ada anak2 balon ama pak Widada mereka tuh gak ada muka panik sedikitpun ama gempa bahkan mereka masih sibuk ama urusan mereka. Entrie-Ghani pun minta mereka ber2 kumpul balon dulu, trus kata gw "emang lo pada mau gak selamet ama ni gempa" ya udah entrie-ghani akhirnya minta izin aja bwat kabur dari Balon sampai akhirnya kita ber6 benar2 keluar dari gedung itu.... n malah gempa itu datang lagi. trus kita semua berusaha menyelamatkan diri entah bagaimana semua menjadi Happy Ending di gedung itu orang yg tersisa cuma kita ber6 dan kita ber6 selamat, orang2 lain di gedung itu semua tewas hanya kita ber6 selamat n masih hidup....... sungguh ajaib....

By: Faiz Deja Ramadhan
http://www.facebook.com/faiz.d.ramadhan#!/note.php?note_id=418709561130
Category: 0 comments

Student In the Train (SIT)

Category: 0 comments

Students In the Train : Happiness in Purwakarta


Di suatu sekolah terdapatlah delapan orang anak yang awalnya mereka tidak saling mengenal namun akhirnya menjadi sekelompok sahabat yang amat dikagumi. Kelompok itu bernama Student In the Train (SIT). Delapan orang anak itu memiliki perbedaan sifat, lima dari mereka merupakan teman satu alumni. Namun setelah mereka berada dikelas yang berbeda- beda mereka berlima menjadi dapat tiga orang teman baru dari kelas yang berbeda pula.

Kedelapan orang itu dipertemukan di suatu tempat yaitu Stasiun Kereta Api karena mereka semua akan naik kereta api yang sama untuk pulang dari sekolah ke rumah pada sore hari. Maka disebutlah grup ini Student in the Train. Delapan orang anak Student In the Train adalah:
1. Angga Maulana (Angga) si besar yang kekanak-kanakan
2. Desfrilia Ondo Debora Tampubolon (Frili) si manja yang feminim.
3. Entri Aprilia (Entri) si kecil yang sabar.
4. Fadhilah Octavia Ningsih (Fadil) si rajin yang autis.
5. Faiz Deja Ramadhan (Faiz) si oke yang keras kepala.
6. Ghani Wicaksono (Ghani) si langsing yang bawel.
7. Rizqi Juliana (Eki) si Hi-Tech yang LoLa.
8. Raden Taufik Pangesta Aditama (Ka Taufik) si Senior yang gak modal.
Pertemuan mereka pertama kali cukup mengesankan, persahabatan mereka sangat baik hingga akhirnya menemui lika-liku, topan – badai, suka-duka persahatan. Apa saja yang akan terjadi pada grup Student In the Train dan persahabatan mereka ? Apakah mereka akan tetap utuh selamanya ? Perjalanan panjang dimulai sekarang.

Awal Pertemuan Di Stasiun Kereta Api

Lima orang teman satu alumni sedang duduk di serambi stasiun menunggu kereta api yang akan datang, mereka berlima adalah: Frili, Angga, Ghani, Entri dan Fadil. Lalu datanglah Faiz bersama teman SD nya dan juga teman satu sekolah nya sekarang. Mereka pun saling bertemu di serambi stasiun sampai salah satu dari mereka berlima yang duduk menyapa kepada dua orang yang baru datang karena mereka anggap mereka siswa satu sekolah dan bernasib sama pulang naik kereta ke rumah.
Angga menyapa Faiz dan Tanto : “Hai, kalian ! Pulang naik kereta juga nih ?”
Tanto menjawab : “ Haha, iya nih !”
Faiz bertanya : “Biasanya kalian berenam mana teman kalian satu lagi ? “ sambil melirikkan mata mencari teman sekaligus tetangganya Eki.
Angga menjawab: “ Oh si Eki ! Iya Dia lagi gak masuk hari ini katanya sakit .”
Lalu Faiz pun hanya mengangguk dan tiba–tiba terlihatlah dari kejauhan dua orang senior dari sekolah mereka datang menghampiri mereka.
Salah seorang senior bernama Moja langsung menghampiri tujuh orang juniornya lebih dulu dan kemudian berkata :
“Anak Smansa kan ? Ngapain pada ngumpul di sini ? Mau nongkrong ya? “
Angga pun menjawab : “Mau nunggu kereta lah. Ini kan stasiun.”
Seorang senior lainnya bernama Taufik menghampiri temannya Moja dan kemudian berkata:
“Oh sama dong Kakak juga mau naik kereta? “
Angga pun bingung lalu bertanya : “ Jadi Kakak tuh, Kakak kelas kita ?”
Taufik dan Moja menjawab bersama: “Oh iya !”
Angga berkata : “Oh aku kira alumni sekolah ku hahahaha !”
Semuanya pun tertawa lalu mereka saling bercerita sambil menunggu kereta datang hingga akhirnya kereta yang mereka semua tunggu datang. Mereka pun merasa senang mendapat banyak teman baru bahkan tidak hanya teman satu angkatan yang naik kereta , kakak kelas mereka pun juga.

Hingga akhirnya mereka pun sering sekali pulang bersama naik kereta dan menjadi teman yang semakin akrab perlu diketahui Kang Moja adalah teman Kang Taufik yang hanya suka mengantarkan Ka Taufik ke stasiun katanya sih dia cuma suka aja lihat kereta lewat sore hari di statsiun. Dan yang awalnya lima orang kini menjadi Sembilan orang teman bareng naik kereta tapi belum membentuk sebuah grup, mereka semua adalah : Angga, Frili, Fadil, Faiz, Ghani, Entri, Eki, Tanto, Ka Taufik. Dan grup ini pun lahir di Facebook yang diberi nama oleh Frili yaitu: “Student In the Train.”

Pada hari Jum’at sore entah tanggal berapa tepatnya. Ka Taufik dan Faiz akan pulang bersama naik kereta mereka pikir banyak anak-anak juga yang naik kereta di Stasiun sore itu. Namun di perjalanan menuju stasiun mereka hanya bertemu Entri dan Ghani ternyata mereka juga mau pulang naik kereta. Tapi saat mereka berempat jalan tiba-tiba hujan turun dan membasahi seluruh tubuh mereka. Mereka pun berteduh sebentar tapi mereka pikir percuma karena sudah basah semua, sampai akhirnya mereka pun melepas sepatu mereka dan berjalan telanjang kaki hingga ke stasiun. Karena mereka tidak mau sepatu mereka basah.

Kejadian ini tidak membuat mereka sedih tapi justru mereka senang mereka hanya berkata “Kita berempatlah Pecinta Kereta Sejati karena sampai hujan begini kita masih membelakan diri untuk naik kereta.” Mereka pun tersenyum sampai mereka pulang dengan selamat ke rumah dengan naik kereta.

Awal Keakraban

Saat itu mereka semua pulang dari sekolah yang bertemu di Stasiun Kereta Api Cikampek. Angga, Fadil, Frili, Entri, Ghani pulang naik kereta bersama Yoga yang merupakan teman satu SMP mereka juga. Sedangkan Ka Taufik , Faiz dan Tanto pulang naik Angkot. Saat mereka bertemu :
“Pulang naik kereta ya gak ngajak nih.” Ujar Faiz.
“Kenapa gak ke stasiun?” Sanggah Frili.
“Kalian mau pada kemana ?” Tanya Ka Taufik.
“Mau ke rumah Angga, mau ikut gak Ka, Faiz ?” Tanya Entri.
“Ayo!” Seru Faiz.
“Kakak gak bisa sekarang, kapan-kapan aja ya.” Ucap Ka Taufik.
“Ya udah Kak gak apa-apa.” Jawab Faiz.
Lau Tanto juga tidak ikut kerumah Angga. Hanya tujuh orang yaitu: Eki, Frili, Ghani, Angga, Faiz, Fadil, dan Entri dan Yoga tanpa Kak Taufik.

Dirumah Angga mereka belajar bersama, nonton film dan yang terakhir berfoto ria tak disangka mereka bertujuh narsis. Tapi Yoga tidak mau ikut berfoto ria.

Konflik Pertama

Hari itu sore yang panas sekali saat semua anggota Student In the Train pulang sekolah dan berjalan menuju stasiun. Terlihat Tanto dan Faiz jalan lebih dulu dari pada yang lain tapi disana tidak ada Ka Taufik. Saat mereka mendengar suara kereta mereka berlari terburu-buru untuk bisa mendapatkan kereta itu, hingga mereka lelah dan nafas mereka tak kuat. Dan akhirnya yang bisa sempat naik ke kereta itu hanyalah Faiz dan Tanto sedangkan enam orang yang lain tertinggal.

Beberapa hari kemudian saat ada hari libur sekolah Frili mengajak teman-teman SIT untuk kerumah dan belajar bersama namun Faiz tidak bisa datang karena tidak ada kendaraan.
Tapi saat Faiz, Frili, Angga online di Facebook tiba-tiba Angga menshare sebuah foto yang lucu, unik, tapi bikin malu yaitu foto Faiz dan mantan pacarnya yang merupakan teman SMP mereka ironisnya foto itu editan dan di sebarkan ke banyak teman di sekolah mereka. Memang lagi ingin iseng mereka.

Hingga Faiz marah besar dan konflik saling menghina di Facebook pun terjadi sampai akhirnya mantan Faiz juga memohon kepada Frili untuk menghapus foto itu. Dan lama-kelamaan mereka pun berdamai dengan sendirinya.

Purwakarta tanpa Frili

Waktu itu sekitar 3 hari setelah Natal, bagi raport sekolah mereka dan sepulang bagi raport mereka berencana menonton film Sang Pemimpi di sebuah bioskop namun saat mereka berdelapan sampai di bioskop itu ternyata bioskop itu tutup. Ya sangat mengesalkan mereka semua.

Akhirnya mereka memutuskan untuk berkunjung ke rumah Ka Taufik di Purwakarta tetangga kota mereka. Namun frili tidak bisa ikut karena harus menghadiri perayaan Natal lalu mereka semua pun naik kereta menuju Purwakarta yang melewati daerah rumah mereka yaitu Cikampek, teman-teman yang lain pun cukup kecewa karena mereka semua tidak bisa lengkap ke Purwakarta yaitu tanpa Frili.

Di Purwakrta mereka dihidangi makanan yang nikmat di rumah Ka Taufik oleh Ibu Ka Taufik. Setelah makan mereka pun berkunjung ke Situ Buleud sebuah situ yang dulunya merupakan tempat pemandian badak, namun saat Belanda menjajah Indonesia tempat itu dijadikan sebuah bendungan.

Sambil berjalan-jalan, bercengkrama, dan berfoto ria di Situ Buleud sambil mereka juga mengenal kota Purwakarta maklumlah ini kota terdekat yang bersebelahan dengan kota mereka bagaimana pun juga mereka ke sini disebut pergi keluar kota.

Setelah sore tiba mereka pulang menggunakan transportasi publik yaitu angkot, walau lelah namun mereka senang karena bisa berjalan-jalan setelah bagi rapot.

Konflik Kedua

Waktu itu di jejaring sosial Facebook heboh akan sesuatu hal yang lucu yaitu dimana Ka Taufik mengirimkan permintaan kekerabatan kepada Fadhilah bukan sebagai Adik perempuan namun sebagai Ayah. Dan setelah Angga melihat itu Ia tertawa terbahak-bahak hingga heboh dan mengirim pesan dinding yang berisi kelucuannya terhadap kecerobohan Ka Taufik ke Fadhilah . Fadhilah berpikir Angga tertawa terlalu berlebihan hingga semua orang melihat pesan dindingnya.

Maka Ia pun marah dan menjauhi Angga hingga beberapa hari, sampai Faiz dan ka Taufik meminta Angga meminta maaf kepada Fadhilah karena biar bagaimanapun konflik itu harus segera diselesaikan karena Student In the Train menjadi lebih berantakan dan terbelah setelah kehebohan di Facebook itu.

Setelah lebih dari seminggu Fadhilah diam tanpa kata kepada Angga dan Student In the Train selalu pulang sekolah dengan terpisah antara kelompok pembela Fadhilah dan kelompok Angga, hingga Angga berpikir kalau Fadhilah itu tidak marah tapi hanya dihasut yang lain dan segala usaha mediasi lewat Faiz dilakukan dengan memberi penjelasan tentang Angga kepada Fadhilah. Akhirnya Angga pun meminta maaf kepada Fadhilah dan kehidupan berjalan normal kembali.

PURWAKARTA 2

Dua pekan setelah konflik Angga dan Fadhilah terjadi akhirnya kini Student In the Train menjalani persahabatn dengan lebih baik lagi.

Sabtu tanggal 20 Maret 2010, S.I.T memutuskan untuk jalan-jalan lagi ke Purwakarta dan kini semua ikut dengan lengkap tanpa terkecuali. Mereka bertujuh naik kereta ke Purwakarta setelah pulang sekolah seperti waktu itu dan Ka Taufik pulang sendiri dengan sepeda motornya agar bisa lebih cepat sampai di rumah dan mempersiapkan segala sesuatu untuk tamunya yaitu para adik kelasnya.

Setelah sampai di Purwakarta mereka menuju rumah Ka Taufik dan langsung disuguhi hidangan yang nikmat mereka yang datang agak tidak enak hati kepada Ka Taufik karena belum lama ini mereka bertamu dan sekarang sudah bertamu lagi.

Setelah makan dan sholat mereka semua jalan-jalan ke alun-alun Purwakarta yang begitu indah tempatnya sambil berfoto ria mereka pun mengungkapakan kesenangan yang tiada tara disana. Setelah puas menikmati indahnya alun-alun Purwakarta dan mampir sebntar untuk kedua kalinya ke Situ Buleud mereka pun pulang dengan perasaan bahagia.

Semua foto mereka pun dibuat sebuah video klip foto yang berjudul “Happinness in Purwakarta” dengan soundtrack lagu “Kepompong dari Sindentosca” yang menggambarkan keindahan persahabatn mereka berdelapan dalam grup Student In the Train.

Category: 0 comments

coba aja bisa berempat :(

Pada suatu hari ada tiga orang anak yang naik motor bertiga , mereka adalah Frili , Dillah , dan Faiz . . Tiba-tiba ada seorang polisi menghentikan mereka .


Polisi: "Mengapa anda naik motor bertiga dan juga tidak memakai helm ? !"

Dillah : (Hanya bengong aja)

Faiz : (Menangis tiada henti)

Frili : "Karena , , karena enggak bisa berempat pak . . Coba kalau motornya bisa buat berempat , pasti lebih ramai lagi . ."


Polisi: "Dasar wong edan ! ! ! !"

Category: 2 comments

Faiz, teman kami yang sedang sakit

salah seorang dari kami yang sakit pada tanggal 16 Januari 2010.

dan ia hampir membuat kami yang menjenguknya ikut sakit.

-------------------------------------------------------------------------------------------------



                Sepulang sekolah, kami para anggota Student In The Train memutuskan untuk menjenguk salah satu dari teman kami, Faiz. Faiz sedang sakit, dan ini merupakan kesempatan emas kami untuk mengetahui dimanakah rumahnya.

                Kami adalah Student In The Train. Sudah pasti kami akan ke rumah Faiz menggunakan kereta. Tapi kami sampai di stasiun terlalu pagi, terpaksa kami menggunakan angkot.

                Akhirnya kami tiba di depan suatu perumahan dimana tempat Faiz tinggal. Sudah kuduga, letak rumahnya sangat teramat jauh bagiku! Aku bisa dibilang ‘orang yang paling bawel kalau diajak jalan-jalan jauh’. Tapi kami harus ceria, begitupun denganku. Untung saja, kami selalu membawa kamera.

                Kami pun tiba tepat di rumah Faiz. Tapi tak seorangpun dari kami ber-6 yang memanggil ‘Faiz’. Tapi yang memanggil Faiz adalah tetangganya, bisa dibilang tetangganya sih, karena kami tidak tahu tepat siapakah ia.

                Adiknya Faiz, Alma, menyuruh kami masuk. Tapi kami hanya berkata ‘iya’. Lalu Faiz pun keluar dan berkata sesuatu yang sama seperti adiknya, Alma. Kami pun masuk. Ternyata rumahnya sedang dalam keadaan ‘kapal pecah’. Mungkin Faiz malu, sehingga ia segera merapikan rumahnya agar terlihat rapi. Kami yang merasa menjadi tamu merasa tidak enak hati, karena kami membiarkan teman kami yang sedang sakit merapikan rumah sendirian. Kami telah menyuruhnya untuk berhenti, tapi tetap saja ia meneruskan pekerjaannya itu. Beberapa dari kami segera membeli Es Doger karena haus, seingat aku ada 4 orang. Es Doger pun siap disantap. Lalu kami bertanya kepada sang penjual, berapakah harganya. Sang penjual berkata Rp 4.000,00 dengan wajah tidak meyakinkan. Kami pun bingung. Sebenarnya berapakah harga Es Doger tersebut? Rp 4.000,00 untuk harga keseluruhan atau pergelas? Aku pun bertanya kepada Alma, adiknya Faiz. Ia berkata bahwa pergelasnyaRp 1.000,00. Kami pun segera mengelus dada, pertanda aman. Tak lama kemudian Ibunya Faiz pulang dari sekolah tempat ia mengajar. Ia menyuruh kami untuk memesan bakso yang ada di depan rumah. Karena sudah dipesan, ya sudah, dimakan saja, harus dimakan! Setelah kenyang, kami menuju ke sesi pemotretan mendadak. Aku merasa tidak ada yang seru. Karena tidak ada suara yang muncul seperti suara yang terdengar dari laptopku. Kami akhirnya memutuskan untuk pulang.

                Tapi sayangnya, aku dan Fadhilah, temanku, sudah lupa arah pulang. Dan menurut ayah dan ibunya Faiz, lebih baik kami pulang melewati jalan belakang, karena lebih dekat, katanya. Aku dan Fadhilah dibuat tambah pusing oleh mereka. Akhirnya Faiz mengantar kami pulang dengan mengendarai motor.

                Aku ragu kalau Faiz yang mengendarai motor, karena kondisinya bisa dikatakan belum fit. Tapi biarlah, aku hanya ingin cepat sampai di rumah. Di perjalanan pulang, kami hampir saja jatuh ke saluran air kotor, menabrak anak kecil yang sedang bermain, menabrak soang (angsa), menabrak kambing, dan sebagainya yang akan membuatku yang hampir memiliki penyakit jantung ini meninggal di motor.

                Tapi ada setengah dari kemungkinan besar keberuntungan sedang di pihak kami. Kami sampai di depan rumah Fadhilah dengan selamat tanpa ada satu anggota tubuh yang tertinggal. Tapi, satu hal yang membuatku tertawa hingga saat ini adalah saat Fadhilah turun dari motor, dan Faiz tidak kuat untuk menahan motornya! Faiz pun hampir terjatuh! Tentu saja aku juga akan terjatuh! Tapi lagi-lagi kami memang beruntung! Teman kami ini memang sedang dalam tahap pemulihan dari sakit, tapi dia masih dapat menahan motor yang bisa dikatakan memiliki berat lebih berat dari berat badanku. Sungguh sedih kalau saja Faiz terjatuh dari motornya. Kalau aku? Aku bisa berjalan saja menuju rumah. Tapi Faiz? Siapa yang mau mengantar? Apakah ada?

Category: 0 comments

misteri terbentuknya Student in the Train

ini merupakan cerita yang mungkin amat menyakitkan hati para SIT.

kejadian ini terjadi pada tanggal 7 November 2009.

dan saat itu adalah hari terbentuknya SIT (Student in the Train).

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mungkin Benar kata orang hidup ini penuh misteri atau nama kerennya Rahasia Ilahi. Entah apa yang Maha Kuasa inginkan hari ini pada kita anak SBI yang tidak bisa menikmati kesenangannya di waktu Weekend dengan pulang naik kereta.


Setelah Agus gelisah kemarin bak kesedihannya takkan pernah hilang sampai Ia harus balas dendam hari ini.

Pukul 13.00 siang tadi Handphonenya dihidupkan dan Ia pun menelpon seorang teman satu profesinya, yaitu Walid.


"Halllo, adakah nampak kurcaci kecilku." Tanya Agus di awal pembicaraan telepon.

"Aku belum melihatnya. Apa pesanmu untuk mereka?" Tanya Walid.

"Pastikan dagangan karcisku dibeli mereka sebelum mereka naik kereta." Jawab Agus.

"Siap!" Tegas Walid.


Saat bunyi kereta menyeru Kami pun bersiap-siap lari ke peron untuk segera naik kereta perasaan kami, pikiran kami, dan langkah kami terlalu ringan untuk naik kereta kami pun merasa senang ibarat Kucing yang dilempari ribuan ikan.


Tapi kami salah Misteri Ilahi itu datang dan bahkan kami sebut ini Karma yang berlanjut, Sseorang tokoh yang baru kita lihat, security stasiun yang sepertinya ingin menghampirii kita dan Dia bukan Agus tokoh baru yang belum kamu ketahui sifatnya.


Saat dia menghampiri kita Ia bertanya

"mau pulang kemana dik ?"

tapi salah satu dari kami berkata,

"cikampek"

satpam itu bertanya lagi,

"sudah beli karcis ?"

tapi salah satu anak yang bukan dari kami menjawab "SUDAH"

satpam itu pun curiga , , kembalilah ia bertanya,

"mana ? coba lihat !"

kami pun kebingungan tak bisa bicara . . kami bagai patung yang dilanda angin puting beliung !

sepertinya pak Walid sangat bahagia . .

karena ia akan mendapatkan uang bayaran yang sudah pak Agus janjikan kepadanya .

dengan perasaan berbunga-bunga ia berpura-pura marah kepada kami,

jangan naik dulu ! naik kereta yang berikutnya saja !


PRAAANGGG !!!


hancur hati kami !

dengan begitu mudah ia menyuruh kami untuk naik kereta yang berikutnya !

detik demi detik . . menit demi menit . . jam tidak sampai berjam-jam *hahahaa* kami menunggu kereta dengan penuh harap !

tapi ? tapi apa ?

apa dia tidak memiliki perasaan ?

bukan manusiakah dia ?!


KAMI MALU !!

semua mata tertuju pada kami !

dengan perasaan sedih bercampur marah kami pergi dari stasiun karawang !

telah kami putuskan untuk lebih memilih naik angkutan perkotaan . .


TAPI , , Tuhan memang baik !

di angkot , kami tidak dibiarkanNya untuk bersedih . . kami tertawa dengan sangat puas di angkot !

melepaskan semua kemarahan kami . .




THE END


made by : Desfrilia Ondo Debora T.

Category: 0 comments